dan, selesai.

by - September 29, 2023

Selain segala cerita usang yang kembali kita ulang atau rentetan pertanyaan yang belum sempat bertemu muaranya. Selalu terbesit pemikiran tentang, seperti apa semisal kita berdua tidak lagi bersama? 

Ratusan hari harus aku habiskan hanya untuk bolak-balik antara ranjang tidurmu atau sofa kamarku. Ini bukan perkara mudah. Sampai kemudian, aku sadar bahwa ada hal yang luput dari perhatianku; ialah isi kepalamu di waktu-waktu senggang atau saat kamu berkata akan tidur, tapi jelas aku tahu kalau kantuk belum sepenuhnya menyerang alam bawa sadar mu. 

Kemudian aku mulai berpikir bahwa memang benar hubungan tidak melulu perihal apa yang akan dicapai atau sekedar menebak akan jadi apa dua anak manusia yang tengah kasmaran ini dalam kurun waktu tiga atau empat purnama lagi. Dalam sudut pandang yang aku pahami, hubungan selalu tentang bagaimana arah komunikasi yang baik tanpa harus berakhir menjadi drama picisan. 

Aku paham bagaimana marahku bisa membuatmu menyerah dan akhirnya mengalah. Aku juga paham bagaimana watak kerasmu yang tak akan mengalah jika bukan karena aku yang harus lebih dulu menangis. 

Kita berdua paham bahwa tiga tahun bukanlah waktu yang mudah. Lantas bukankah seharusnya kamu tetap di sana dengan semua janjimu, tapi? 

Ada satu malam, saat kamu telah selesai mengambil apa yang kamu sebut hadiah dariku, aku lantas berpikir; bagaimana jika aku akhiri hubungan kita saat itu juga? Bahkan sebelum kamu selesai menuntaskan segala apa yang kamu sebut kerinduan. Aku benar-benar berpikir untuk mengakhirinya saat itu juga. 

Tidak, kamu tidak lantas menjadi seorang bajingan hanya karena aku meninggalkanmu dengan cara rendah seperti itu. Hanya saja, bahkan setelah kamu memuji segala apa yang melekat dalam diriku—juga kamu sebut sebagai hadiah terindah, aku tidak akan lupa tentang bagaimana caramu merengkuh perempuan itu saat malam di mana seharusnya kita merayakan satu tahun kebersamaan kita. 

Dan, aku benar-benar meninggalkan dirimu bersama deru nafasmu dan yah, ranjang tidurmu menjadi akhir bagaimana kisah kita hanya sebatas ironi yang menggelikan, meski itu berlangsung tiga tahun. 

–Eka.

You May Also Like

0 comments