you're still young
Kebohongan kecil yang sengaja kamu
ciptakan demi sebuah rasa nyaman dalam hubungan. Kamu ahli dalam memendam sebuah perasaan kecewa sendirian.
Bertindak seolah-olah semua
tuduhan yang dia lontarkan lewat tindakan, tidak membuatmu terpengaruh dan
lantas kamu tetap mencintainya seperti hari pertama di mana kamu dan dia resmi
menjadi sepasang kekasih.
Ini bukan lagi kali pertama kamu
menangis dan mulai mempertanyakan, apakah benar ini salahku? Apakah aku juga
punya hak untuk mempertontonkan emosi yang aku punya?
Berkat ulah mengarang dan akting
yang entah dari siapa kamu pelajari, kamu ahli dalam bersikap baik-baik saja. Tapi
aku ingin bertanya, adakah yang kamu dapat dari bertahan hanya karena alasan
kamu takut ditinggalkan?
Perihal hatimu yang mungkin tidak
lagi mencintainya seperti hari pertama kamu menganggapnya seorang kekasih, lalu
mengapa kamu masih ada di sana?
Kamu masih ada dan masih terus memujanya
layaknya kekasih impian, namun aku bahkan tahu gulungan cemas yang kamu punya
dalam kepala sudah mengakar menjalar hingga mulai memudarkan perasaan.
Jadi, apa yang kamu coba
pertahankan dengan dia? Kalau ternyata alam bawah sadar kamu juga paham perihal
kekecewaan terpendam yang berusaha kamu atasi sendirian.
Kamu, di usia dua puluhan harus
melakukan pentas sendirian, menulis naskah sendirian dan ironinya orang-orang
hanya akan berkata; semangat saja, semua
akan berlalu. Tanpa sebuah pelukan dan mereka akan kembali berpindah ke
topik lain tanpa benar-benar memahami apa yang kamu rasa.
Lantas, dirinya yang kamu sebut
kekasih juga mulai bertindak jauh dari apa yang kamu sebut kekasih impian.
Beberapa drama harus diakhiri dengan kamu yang meminta maaf dan sekali lagi
kamu harus menekan dengan yakin perasaan terluka milikmu hanya karena kamu
takut ditinggalkan.
Bukankah yang kamu harapkan adalah
sebuah hubungan yang akan membuatmu menjadi diri sendiri, lantas kenapa kamu
harus terus menciptakan kebohongan kecil demi rasa nyaman dalam hubungan yang sedang
kamu jalani?
Kamu bahkan tidak keberatan untuk
mulai memperluas batas-batas toleransi untuk semua kesalahannya yang kamu tahu
bahwa itu sudah jauh dari apa yang kamu sebut batas sebelum kamu terjun dalam
hubungan ini.
Ironi dari semua ironi yang kamu
alami adalah kamu mulai kehilangan dirimu sendiri tapi kepalamu terus saja
mempertahankan ideologi bahwa kamu takut ditinggalkan.
Untuk itu, aku berbelasungkawa
atas usia dua puluhan yang kamu jalani ternyata jauh dari sesuatu yang pernah
kamu mimpikan saat orang-orang dewasa mulai menaruh pemahaman bahwa hidup di
usia dua puluhan itu sangatlah menyenangkan.
Tetapi
ini baru perihal kisah asmaramu.
–Eka.
0 comments